Kisah Isaac Newton

Kisah Isaac Newton

Sir Isaac Newton, atau yang lebih dikenal dengan Isaac Newton, merupakan seorang fisikawan dan matematikawan asal Inggris. Bukan sembarang ilmuwan, pria kelahiran 1963 itu bahkan menjadi tokoh puncak Revolusi Ilmiah abad ke-17.

Salah satu temuannya yang paling terkenal adalah teori Gravitasi. Konon, teori ini muncul ketika Newton sedang duduk di bawah pohon apel dan melihat buah itu jatuh ke tanah. Jadi, Newton disebut sedang duduk di bawah sebuah pohon apel sebelum sebutir apel jatuh dan menimpa kepalanya. Kemudian tiba-tiba bisa mencetuskan hukum universal mengenai gravitasi, yang menjadikannya ilmuan berpengaruh pada abad ke-17.

Awal mula pemikiran Isaac Newton

Ketika masa Revolusi Ilmiah sedang berlangsung, Newton memulai studinya di Trinity College, Cambridge. Pada masa ini, para astronom tak lagi berpaku pada sistem geosentris alam semesta hasil pemikiran Aristoteles dan Plato, melainkan telah menguraikan sistem heliosentris alam semesta. Perkembangan inilah yang memberi banyak pengaruh bagi pemikiran Newton.

Terpengaruhnya Newton oleh ilmuwan-ilmuwan di masa Revolusi Ilmiah ini diketahui dari sebuah tulisannya yang berjudul “Quaestiones Quaedam Philosophicae” atau “Pertanyaan Filosofis Tertentu”. Pada catatan tersebut, dia menulis slogan “Plato adalah temanku, Aristoteles adalah temanku, tapi sahabatku adalah kebenaran”.

Pemikiran Newton semakin terbuka berkat temuan Galileo Galilei soal bumi yang mengelilingi matahari. Dari teori ini, dia menyadari bahwa matematika merupakan cara untuk membuktikan adanya hukum-hukum yang mengatur alam semesta.

Penemuan teori gravitasi

Ketertarikan Newton terhadap alam semesta membuatnya berpikir, apa yang memengaruhi bulan bisa mengelilingi bumi dan bumi mampu mengelilingi matahari?  Bak sebuah ilham, buah apel jatuh dari ranting pohon yang dia duduki. Menurutnya, penyebab apel jatuh adalah hal yang sama dengan penyebab bulan mengelilingi matahari dan bumi mengelilingi matahari.

Dari kejadian sederhana itu, Newton memahami bahwa sebuah benda dengan massa yang lebih besar akan menarik benda-benda dengan massa yang lebih kecil. Inilah yang menyebabkan manusia tidak melayang di udara.

Sebagai pembuktian teori gravitasi ini, dia menghitung gaya yang dibutuhkan untuk menjaga bulan tetap mengelilingi bumi dan membandingkannya dengan kekuatan yang membuat apel jatuh. Ternyata, hasilnya sama. Newton pun lantas mengenalkan teori Gravitasi kepada dunia, di mana benda-benda memiliki gaya gravitasi yang saling tarik menarik.

Penemuan hukum Newton

Bukan hanya teori Gravitasi, ilmuwan asal Inggris itu juga mencetuskan teori-teori lain. Salah satunya adalah hukum Newton yang pertama kali ditulis dalam buku berjudul “Principia” pada 1687.

Secara garis besar, hukum Newton merupakan hukum fisika yang menjelaskan perpindahan suatu objek ketika gaya bekerja pada benda tersebut. Hukum ini terbagi lagi menjadi tiga macam, yaitu:

  1. Hukum I Newton

Hukum I Newton disebut juga sebagai hukum kelembaman atau inersia. Hukum ini menyatakan jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda bernilai nol, maka benda yang awalnya diam akan tetap diam. Selain itu, benda yang awalnya bergerak lurus beraturan juga akan selamanya bergerak lurus beraturan dalam kecepatan tetap.

  1. Hukum II Newton

Hukum II Newton menyatakan percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya, serta berbanding terbalik dengan massa benda tersebut. Adapun arah percepatannya akan sama dengan arah gaya total yang bekerja.

  1. Hukum III Newton

Hukum III Newton disebut juga sebagai hukum aksi reaksi. Hukum ini menyatakan jika benda didorong atau ditarik, maka benda tersebut akan mendorong atau menarik secara merata ke arah yang berlawanan.

Penemuan lain dari Isaac Newton

Selain teori Gravitasi dan hukum Newton yang melegenda, ilmuwan Inggris itu juga menemukan beberapa teori lain dari bidang ilmu pengetahuan yang beragam. Dalam bidang optik, Newton menemukan tentang komposisi cahaya putih yang mengintegrasikan fenomena warna ke dalam ilmu cahaya. Temuannya ini menjadi dasar bagi optik fisik modern.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan