Kisah Terry Mart

Kisah Terry Mart

Terry Mart merupakan Ilmuwan Fisika Nuklir dan Partikel tingkat dunia asal Indonesia. Ia dosen Fisika Universitas Indonesia yang telah mengabdikan diri di Departemen Fisika FMIPA UI sejak tahun 1990 dan dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Fisika pada FMIPA UI.

Dr. Terry Mart lahir di Palembang pada 3 Maret 1965. Ia putra guru Bahasa Inggris M. Yusuf Rahman. Ia menerima gelar sarjananya dari Universitas Indonesia pada tahun 1988 dengan predikat cum laude. Pada tahun 1996 ia menerima Dokter rerum naturalium (Doctor of ilmu) dari Universitaet Mainz, Jerman, juga dengan cum laude. Antara tahun 1997 dan 2000 ia menghabiskan waktu untuk posting penelitian doktoralnya sebagian besar di Departemen Fisika, Universitas George Washington, Washington DC, Amerika Serikat, Departemen Fisika dan Sains Simulasi Center, Okayama University of Sciences, Okayama, Jepang, dan Institut fur Kernphysik, Universitas Mainz, Jerman. Ia menamatkan pendidikan S3 di Institut fur Kernphysik, Universitat Mainz, Mainz, Jerman.

Sampai saat ini beliau telah menyelesaikan lebih dari 117 Publikasi Ilmiah di tingkat Internasional selama kurun waktu 1989 – 2012, di mana lebih dari 30 publikasi ilmiah beliau hasilkan dalam waktu 5 tahun terakhir. Selain publikasi ilmiah, beliau juga masih menyempatkan diri untuk menulis publikasi artikel popular di koran dan majalah. Tidak kurang dari 28 publikasi artikel popular telah beliau tuliskan di berbagai koran dan majalah. Selain itu, sejumlah seminar, konferensi, dan simposium tingkat internasional sudah menjadi hal rutin bagi beliau. Tidak kurang dari 48 seminar, konferensi, dan simposium tingkat internasional sudah beliau hadiri sejak 1989 – 2012, baik sebagai peserta maupun sebagai pembicara.

Riset partikel kaon

Sebagai fisikawan ia secara intens meneliti  partikel kaon yang berada dalam skala femtometer (femi), yaitu sama dengan 10 pangkat minus 15 meter atau perseribu nanometer. Perhatiannya pada partikel kaon yang disebut juga ”partikel aneh” ini dimulai tahun 1987 ketika ia menyusun skripsi sarjana.

Terobsesi pada kaon,  ini berhasil menciptakan model produksi partikel kaon. Model itu kemudian dipasangnya dalam situs web sehingga peneliti dari seluruh dunia dapat mengacu pada model tersebut.

Kaon disebut partikel aneh karena bila diproduksi, partikel itu selalu berdampingan dengan hyperon. Dengan temuan partikel berukuran femi ini, memungkinkan partikel ini disusupi dalam nukleus atau inti atom. Dua sejoli partikel itu kini tengah dikembangkan untuk meneliti inti atom.

Sebenarnya dalam lingkup astronomi, ada tata surya yang disebut bintang netron yang juga tersusun oleh netron dan hyperon. Munculnya hyperon ini memungkinkan sebuah bintang dipadatkan dalam ukuran yang jauh lebih kecil namun berenergi sangat dahsyat. Fenomena ini dapat mengilhami pengembangan kaon-hyperon selanjutnya.

Sekarang ini, meski telah diteliti selama 20 tahun, belum terbayang pengembangan partikel kaon-hyperon ke arah komersial. Dunia saat ini masih pada tahap pengembangan teknologi nano untuk berbagai aplikasi. Misalnya, meningkatkan kualitas material melalui rekayasa struktur molekulnya dengan nanopartikel atau untuk mengatasi penyakit kanker berbasis rekayasa DNA (deoxyribose nucleic acid).

Penelitian kaon mulai dilakukannya ketika mengambil program doktor di Jerman. Namun kemudian ia mendapat peluang emas ketika Amerika Serikat mulai mengoperasikan Akselerator pada tahun 1996 untuk meneliti partikel asing itu. Ia menjadi salah satu orang pertama yang dapat memanfaatkan fasilitas canggih itu. Dalam ilmu partikel skala femi, nama Terry di dunia kini sangat dikenal sehingga ia kerap diundang sebagai pembicara tamu pada pertemuan ilmiah internasional di sejumlah negara.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan