Pembelajaran yang berpusat pada siswa itu menyenangkan?

Pembelajaran yang berpusat pada siswa itu menyenangkan?

Siswa atau sekarang lebih diarahkan dengan istilah peserta didik, merupakan salah satu komponen penting dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Baik dan tidaknya hasil pembelajaran salah satu faktornya juga dari peserta didik. Kurikulum yang ditetapkan oleh kementerian pendidikan yang diberi label Kurikulum Merdeka, juga lebih banyak membahas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal ini memang sangat jauh berbeda dengan kurikulum jaman dahulu yang lebih mengutamakan peran seorang pendidik.

Dari uraian di atas, muncul pertanyaan, apakah benar bahwa pembelajaran yang berpusat pada siswa itu menyenangkan? Membuat siswa menjadi lebih termotivasi? menjadi siswa lebih banyak memperoleh materi pelajaran? dan masih banyak pertanyaan yang muncul.

Tulisan ini hanya sebagai ulasan dari kenyataan yang ada di lapangan, terutama di wilayah pinggiran, yang jauh dari ekspekstasi hasil pembelajaran yang memuaskan. Mengapa perlu di ulas? Hal ini tidak lepas dari kenyataan yang ada bahwa masih banyak siswa yang justru seakan terbebani dengan setumpuk tugas dari kegiatan pembelajaran, baik tugas indivdu maupun kelompok. Akhirnya muncul pertanyaan, apakah itu menyenangkan bagi siswa?

Secara singkat tentang pembelajaran yang berpusat pada siswa, intinya pembelajaran aktif dimana .siswa memecahkan masalah, merumuskan pertanyaan sendiri, menjawab pertanyaan. Kemudian siswa sering diajak berdiskusi dan menjelaskan di depan kelas, kemudian bekerja sama dalam satu kelompok atau tim. Sebetulnya hal tersebut sangat bagus, karena siswa diberi keleluasan untuk mengeksplorasi ide dan pendapat mereka sendiri, dan tidak lagi monoton hanya mengharpakan materi pelajaran dari guru. Jika diterapkan dengan sebenarnya, sebetulnya tanpa ada guru yang ada di depan mereka, kegiatan belajar tetap akan berjalan.

Namun yang namanya realita itu memang kadang berbeda dengan konsep atau tujuan yang sudah ditentukan. Berbicara tentang kenyataan, banyak siswa yang justru merasa terbebani dengan banyak tugas setiap sesi membahasa topik pembelajaran yang selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang sudah disekenario pendidik, padahal pendidik sudah menerapkan startegi sesuai dengan ketentuan kurikulum. Inilah yang menarik untuk diulas dalam uraian di bawah ini.

Dari Sudut pandang peserta didik

  • Siswa yang merasa terbebani bisa jadi karena banyak tugas tetapi tidak dikonfirmasi atau dibahas secara detail oleh pendidik. Atau bisa jadi karena frekuensi pemberian tugas yang terlalu banyak bahkan harus dikerjakan di luar sekolah. Kemudian tugas yang diberikan mungkin tidak melihat kondisi peserta didik, misalnya tentang kemampuan atau input peserta didik.
  • Pembelajaran yang sudah dianggap sebagai beban bagi siswa, maka jelas tidak menyenangkan bagi siswa, padahal yang diharapkan dalam pembelajaran model sekarang adalah yang menyenangkan.
  • Siswa lebih condong dengan pembelajaran yang santai, tidak menekan, tidak banyak tugas, mendapapat konfirmasi yang jelas ketika pembelajaran, merasa diperhatikan, diayomi, dilindungi dan sebagainya.

Dari sudut pandang pendidik

  •  Meskipun dalam ketentuan kurikulum pembelajaran berpusat pada peserta didik, bagi pendidik sebaiknya jangan diterjemahkan dan diterapkan semata-mata, bahkan cuma melakukan skenario pembelajaran yang sudah ditulis dalam modul ajar yang kebanyakan adalah copy paste dari sekolah lain, yang belum tentu sesuai dengan kondisi peserta didik di sekolahnya. Maka perlu adanya variasi  dan melihat topik pembelajaran yang akan dipelajari, jika topiknya tentang membahas konseptual misalnya sains, maka tidak akan maksimal jika peserta didik yang mutlak disuruh diskusi. Dalam hal tersebut maka guru harus lebih banyak mengknfirmasikan, karena berupa konseptual.
  • Meskipun era pembelajaran sudah berubah menjadi modern yang lebih mengedepankan siswa sebagai pusatnya, tetapi pendidik juga harus lebih banyak lagi mengasah materi pembelajaran kemudian dilengkapi dengan public speeaking yang bagus, sehingga sesuilit apapun materi bagi siswa akan merasa diterima dan nyaman-nyaman saja bagi siswa.
  • Kalau bisa jangan hanya berpegang pada rujukan skenario pembelajaran dari buku, karena pada dasarnya skenario pembelajaran itu melihat konteks yang ada di kelas masing-masing. Jadi guru harus dapat melihat anak didiknya seperti apa, kira-kira harus diterapkan model bagaimana dan sebagainya.

Demikian sekelumit cerita tentang pembelajran zaman now heeee. Mudah-mudahan berkenan dan bermanfaat. Kurang lebihnya mohon maaf, ini hanya ulasan semata.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan